Social Icons

Jumat, 07 Desember 2012

proposal skripsi metode demonstrasi dan eksperimen


PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKO “GAYA” BAGI SISWA KELAS V MIN PUCUNG NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
    Latar Balakang
    Diera serba canggih dan modern seperti sekarang ini, dan ketika media informasi dibutuhkan dalam setiap kehidupan, maka manusia dituntuk untuk bisa kreatif, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahanm kehidupan yang sangat cepat dan berkualitas. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.  Oleh karena itu, peninggkatan kualitas sumber daya manusia harus tetap dilakukan dengan salah satunya melalui proses pendidikan. Menurut Nurhadi upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas (harkat dan martabat) manusia Indonesia, untuk itu, pendidikan harus adaptasi dengan perkambangan zaman.
Pada dasarnya pendidikan adalah  proses membantu manusia dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi di sekitarnya.  Adapun pengertian pendidikan menurut para ahli berbeda-beda.
Menurut mudyahardjo dalam Syaiful Sagala:
    Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga formal.
Dalam Undang-Undang system pendidikan nasional tahun 2003 (bab 1 pasal 1) juga disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian diri kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 
    Pada intinya pendidikan itu adalah suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat proses kegiatan belajar-mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain bahkan saling terkait. Menurut Sunaryo dalam Kokom Komalasari mengatakan bahwa:
 Belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
    Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya menjadiakan siswa memiliki penguasaan yang tinggi dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus memiliki kualitas moral yang baik. Contah adaptasi pendidikan adalah adanya perybahan dalam penggunaan kurikulum pendidikan di sekolah mualai dari Cara Belajar Siswa (CBSA) pada tahun 1994. Kurikulum Berbasia Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan terakhit Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Perubahan kurikulum pendidikan ditujukan untuk terwujudnya manusia yang bertaqwa, beriman, berakhlak mulia, mandiri, berwawasan luas, kompetitif dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sesuai dengan definisi pendidikan dalam Undang- Undang Sisdiknas tahun 2006 yang menyebutkan bahwa : 
    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemnelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bengsa dan Negara.
    Salah satu Problematika yang dihadapi dunia pendidikan di negara kita adalah lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Proses pembelajaran di kelas kebanyakan di arahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.  Proses pembelajaran yang seperti itu akan membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Mereka sering tidak memperhatikan pelajaran bahkan mereka terkadang malah bermain atau berbicara dengan teman ketika proses pembelajaran sedang berlangsung sehingga kelas menjadi gaduh  dan pelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi tidak efektif.
    Untuk mengatasi aneka problematika tersebut, guru harus bisa melakukan inovasi-inovasi guna mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang efektif, menyenangkan dan mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Peranan guru disini bukan hanya sebagai pendidik atau penyalur pesan (materi) saja namun guru memiliki peran yang lebih dari itu dan bahkan guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran dalam berbagai macam pelajaran.
    Dengan demikian dari proses pembelajaran siswa diharapkan memiliki 1) Kekuatan spiritual keagamaan yaitu memiliki kepahaman dan kualitas keimanan yang baik dengan ditunjukkan rajin dalam beribadah dan mengetahu batasan-batasan yang ditentukan oleh agama, 2) Pengendalian diri yaitu Siswa dapat mengotrol emosi dan mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan yang dialami dalam kehidupan demi meraih kesuksetan, 3) Kepribadian yaitu siswa mampu mengenali dan memahami pribadinya dan orang lain sehingga memiliki karakteristik yang baik, 4) Kecerdasan yaitu Siswa mampu menyeimbangka tiga kecerdasan dalam dirinya meliputi kecerdasan intelejensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ), dan kecerdasan spiritual keagamaan (ESQ), 5) Akhlak mulia yaitu Siswa mampu bersikap sesuai dengan aturan dan norma-norma yang belaku dalam masyarakat, dan 6) Ketrampilan yaitu Siswa menciptakan inovasi dalam hal tertentu misalnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan minimal bagi dirinya sendiri.
    Dalam pembelajaran IPA disekolah, guru dianjurkan memilih menggunakan strategi, pendekatan metode dan teknik yang banya melibatkan siswa aktif dalamm proses belajar, baik secara mental,fisik maupun social. Siswa dibawa kerah mengamati, menebak,membuat, mencoba,mampu menjawab pertanyaan dan kalau mungkin berdebat. Penekanan pada pembelajaran IPA tidak hanya melatih ketrampilan dan hafalan fakta, tetapi pada pemahaman konsep, sehingga diharapkan proses pembelajaran IPA lebih bermakana.
    Hasil dari pengamatan di MIN Pucung Ngantru Tulungagung kelas IV pada saat kegiatan belajara mengajar berlangsung, siswa tidak berada pada posisi siap untuk menerima pelajaran terbukti dari sikap duduknya tidak tegap bahkan ada yang menyandarkan kepalanya dimeja, mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu kebanyakan sisiwa disuruh mengerjakan tugas rumah (PR) benyak yang mengeluh, karena PR merupakan tugas kelompok tetapi yang bekerja bukan kelompok tetapi individu atas nama kelompok. Hal ini menunjukkan minat belajar IPA dikelas tersebut masih rendah. NIlai IPA pada kelas tersebut dalam ujian UAS sebelu diadaka remedial masih ada kesenjangan antara yang pandai dengan yang kuran pandai terbukti nilai tertinggi 87,5 sedangkan terendah 2,85dengan rata-rata kelas 75,33. Padahal  nilai setandar nilai kenaikan kelas mata pelajaran IPA adalah 7o dengan ketuntasan minimum 85 % dari jumlah seluruh siswa memperoleh nilai 75.
    Dengan memperhatiakn kondisi diatas maka perlu diadakannya perubahan yang mendukung daam proses pembelajaran dikelas sehingga diharapkan adanya peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah perubahan stategi dan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga tumbuh minat siswa dan menyukai proses pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar jika siswa ikut aktif didalamnya dan terdapat komunikasi dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Pelaksanaan  pembelajaran IPA bukan proses transfer dari guru ke siswa yang merupakan pandangan behaviorisme . Berbeda dengan behaviorisme, didakam pandangan konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer tetapi harus dibangun sendiri oleh siswa di dalam fikirannnya.  Sebab pengalaman belajar yang lampau sangat mempengarui proses belajar yang dialami siswa sekarang, jika pengalaman belajar hanya terlatih pada manipulasi symbol-simbol tanpa pengertian, dikhawatirkan proses pemahaman terhadap konsep-konsep baru tidak tercapai.      Suatau pendidikan dapat dikatakan maju bila kemampuan pengetahuan dan sikap yang dimiliki dari lulusan tersebut berguna bagi perkembangan selanjutnya maupun di lembaga pendidikan yang leih tinggi. Disamping peningkatan mutu, maka perlu adanya relevansi pendididkan yang diarahkan untuk mewujudkan setiap warga Negara untuk menghadapi masa depan dengan kesiapan yang memadai sesuai denagan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
    Peran guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumbar daya manusia. Hal ini menuntut guru untuk menata strategi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kepada siswa di setiap daerah. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan., pada akhirnya guru juga melaksanakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, banyak ahli menyebutkan bahwa guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan.
    Agar pembelajaran lebih bermakna untuk peserta didik, guru juga harus mengetahui objek yang diajarkan sehingga dapat mengajarkan materi dengan penuh dinamika dan inovasi. Sama halnya dengan pembelajaran IPA di sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah guru juga perlu memeahami hakikat dari pembelajaran IPA.
    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajarialam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semestayang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamatiberbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alambuatan.IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secarasistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.Pendidikan IPA di SD bermanfaat bagi peserta didik  untuk mempelajari dirisendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberianpengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkankompetensi agar peserta didik  mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarsecara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan“berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
    Telah kita ketahu bersama, bahwa pembelajaran yang umun dingunakan di sekolah-sekolah adalah pendekatan klasikal, yaitu pendekatan dalam proses belajar mengajar yang mengelompokkan siswa dalam kelas tertentu. Proses kegiatan elajar mengajar pada kelas-kelas tertentu dipimpin olaeh satu orang guru. Di sinilah letaknya seorang guru dituntut mempergunakan kemampuan yang maksimal. Guru juga harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan, selain itu juga harus bisa mengelola kelas sedemikian rupa sehingga terciptanya interaksi yang edukatif.
    Untuk memudahkan proses pembelajran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahua Alam (IPA) di Madrasyah/sekolah, maka disusunlah metode, semonstrasi dan eksperimen. Metode ini merupakan salah satu upaya agar peserta didik dapat bertindak aktif membentuk sendiri pengetahuan dengan mewujudkan gagasan dalam struktur kognitifnya. Metode eksperimen adalah Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga peserta didik  dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Metode demosntrasi adalah Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung ataupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
    Penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaan atas persoalan-persoalan yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Juuga siswa dapat terlatih cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen dan demontrasi siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
    Berdasarkan latar belakang d iatas, peneliti mengadakan peneliti merasa perlu mengadakan  penelitian dengan judul :” Penerapan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Pokok Gaya Bagi Siwa Kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”.

    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian bebagai berikut:
    Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA Materi Gaya Siswa Kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung ?
    Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA siswa kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung ?



    Pemecahan Masalah
Penerapan Metode Demonstrasi dan Eksperimen mata pelajaran IPA materi Gaya siswa kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
    Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas V di  MIN Pucung Ngantru Tulungaung
    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen pada materi Gaya kelas V di MIN Pucung Ngantru Tulungagung.
    Manfaat Penelitian
    Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi dan sumbangan ilmiah  mengenai pembelajaran IPA khususnya penerapan metode demonstrasi dan eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung.
    Secara Praktis
     Bagi Guru MIN Pucung Ngantru Tulungagung
    Memberikan pertimbangan model pembelajaranyang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat memilih metode apa yang paling tepat digunakan.
    Diharapkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar IPA di kelas sehingga dapat mencapai hasil belajar dan tujuan yang diharapkan.
    Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
    Bagi MIN Pucung Ngantru Tulungagung
    Sebagai masukan untuk menentukan haluan kebijakan dalam membantu meningkatkan prestasi belajar IPA
    Siswa
Dengan adanya metode demonstrasi dan eksperimen dalam pembelajaran IPA diharapkan peserta didik dapat memahami materi dan termotivasi selama kegiatan belajar mrngajar berlangsung, karena metode ini metode ini dapat menambang tingkan kemampuan berfikir siswa dalam menjawab sebuah teori.
    Bagi Perpustakaan STAIN Tulungagung
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bahan bacaan dan ilmu pengetahuan maupun sumber belajar bagi mahasiswa. Juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas mahasiswa STAIN Tulungagung dalam rangka mengadakan penelitian-penelitian dalam ranah pendidikan dan sebagai tolok ukur kualitas dan mutu pendidikan.



    Bagi Pembaca
Upaya memperdalam pengetahuan di bidang pendidikan yang menjadi latar belakang pendidikan penelitian dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian serupa yang lebih lanjut.
    Penegasan Istilah
Untuk memdahkan dan menghindari terjadinya kemungkinan terjadi kekeliruan atau kesalahan pemahan dalam menafsirkan pengertian atau makna dari judul penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan istilah sebagai berukut :
    Penerapan adalah penggunaan metode demonstrasi dan elksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA tenyang Gaya.
    Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
    Demonstrasi adalah suatu metode yang siswa mampu memahami tentang cara atau menyusun sesuatu misalnay kerta, dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari bahan atau alat.
    Eksperimen adalah suatu metode diman siswa mencoba mempraktekkan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemostrasikan oleh seorang demonstrator.
    Prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenao ranah psikologis yang beruah sebagai akibat pengalaman dari proses belajar.
    Ilmu Pengetahuan Alam adalah merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajarialam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semestayang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamatiberbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alambuatan.IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secarasistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah
    Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN Pucung Ngaantru Tulungagung pada siswa kelas V semester 1, tahun pelajaran 2012/2013. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:
    Dalam pembelajaran IPA selama ini belum pernah menerapkan model pembelajaran Demonstrasi dan Eksperimen
    Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini lebih kearah guru yang kurang bervariasi dalam menggunakan model-model pembelajaran, dan penjelasan materi mayoritas didominasi oleh guru, sehingga pembelajaran terasa sangat membosankan dan cenderung monoton bagi siswa.
    Dalam pelajaran IPA, rata-rata hasil belajar mereka tergolong rendah, yaitu masih di bawah KKM.
    Hipotesa Tindakan
Hipotesa tindakan penelitian ini adalah jika metode demonstrasi dan eksperimen diterapkan dalam proses elajar mengajar mata pelajaran IPA materi Gaya siswa kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung maka hasil belajar siswa akan meningkat.

    Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penulisan dalam proposal skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari ; halaman sampul depan, halaman judul, dan daftar isi.
Bagian inti terdiri dari:
        Judul penelitian, membahas tentang latar belakang, rumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, lokasi penelitian, hipotesis tindakan, sistematika pembahasan, kajian pustaka dan metode penelitian.
Bagian akhir terdiri dari:  Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
        Demikian sistematika pembahasan dari proposal skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Pokok Gaya Bagi Siwa Kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung ”.
    Metode Penelitian
    Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah itu dilakukan secara bersiklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas tertentu.  Menurut McNiff seperti yang dikutip oleh Supardi memandang bahwa PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.  Menurut Hopkins dalam Masnur mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat relektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktis pembelajaran.  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Dari beberapa pengertian Penelitian Tindakan kelas (PTK) dapat di tarik kesimpulan bahwa PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di kelas atau di sekolah tempatnya mengajar dengan menekankan pada perbaikan kinerja guru dalam proses pembelajaran dan penyempurnaan praktik mengajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
    Berdasarkan pengertian PTK di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.   Dalam pelaksanaan PTK juga banyak manfaat yang dapat dipetik antara lain:
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu mengajar, dan sumber belajar lainnya
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau pengembangan pribadi siswa di sekolah
    Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum
Pada intinya, tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja  pendidik atau keprofesionalannya dalam menangani siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas. PTK juga memiliki berbagai macam karakteristik.  Karakteristik PTK, yaitu: 
    Ditinjau dari segi permasalahan, karakteristik PTK adalah masalah yang diangkat berangkat dari persoalan praktik dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru.
    Penelitian Tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan masalah melalui tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.
    Adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas.
    Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.
    Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara antara praktisi (guru, kepala sekolah, teman sejawat, siswa dan lain-lain) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).  
    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan PTK kolaboratif, yakni kerjasama (kolaborasi) dengan teman sejawat, artinya  peneliti dan teman sejawat masing-masing mempunyai peranan dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Kerjasama (kolaborasi) dalam PTK memang sangat penting, karena melalui kerjasama tersebut dapat menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/atau siswa di madrasah ibtidaiyah. Selain itu peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
    Penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang guru,ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti.
    Pada umumnya dalam melakukan PTK ada emapat tahapan yang harus dilalui seorang peneliti. Empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.  Pada tahapan ini biasanya disebut dengan siklus 1.
    Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung tahun ajaran 2012-2013 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 36 siswa .
    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.    Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.  Pengertian lain dari observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantuan.
Observasi ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek afektif) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa sistem penilaian afektif siswa.
2.    Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan.  Dalam pengertian lain, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain.
Dalam wawancara, mereka yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan disebut dengan informan. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pernyataan-pernyataan yang diajukan. Untuk memperoleh informasi dalam wawancara biasanya diajukan seperangkat pertanyaan atau yang tersusun dalam suatu daftar.
Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang yang diperlukan dengan cara yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

3.    Tes
Tes adalah suatu cara mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada objek yang diteliti.  Ada tes dengan pertanyaan yang disediakan pilihan jawaban, ada juga tes dengan pertanyaan tanpa pilihan jawaban (bersifat terbuka). Berdasarkan jawaban yang diberikan ditentukan nilai masing-masing pertanyaan sehingga dapat dipakai untuk mengukur karakteristik tertentu dari objek yang diteliti.
Persyaratan pokok  bagi tes adalah validitas dan reabilitas. Jenis tes yang digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis.
Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu.
Hasil pekerjaan siswa dalam tes digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan ada dua macam sebagai berikut:
a.    Pre test (Tes awal)
Tes yang diberikan sebelum tindakan bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Pretest ini memiliki banyak banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran.
b.    Post tes (tes akhir)
Yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing pokok bahasan.
    Tes yang diberikan berupa tes tulis, pada post tes pertama dengan bentuk pilihan ganda, isian dan mengisi tabel. Pada post tes kedua dengan bentuk pilihan ganda, isian, dan menjodohkan. Pengambilan data hasil post test dilaksanakan setiap akhir siklus.
4.    Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.  Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap persyaratan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Alasan dokumen dijadikan sebagai data untuk membuktikan penelitian karena dokumen merupakan sumber yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan teknik kajian isi, disamping itu hasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
5.    Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
    Indikator Keberhasilan
Pada penelitian ini, indikator keberhasilan siswa menggunakan sistem penilaian acuan patokan (PAP), yakni batas lulus purposif (ditentukan berdasarkan kriteria tertentu).
    Penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompok. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau mencapai sekitar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.
Indikator Keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan kriterianya, yaitu 75 persen. Rumusnya adalah : 
S = R/N  x 100

Keterangan:
S: Nilai yang dicari/diharapkan
R: Jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar
N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.
Artinya skor yang dinyatakan lulus adalah dengan membandingkan jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah skor maksimal dikalikan 100. Maka siswa yang skor  besarnya diatas 75 persen dinyatakan lulus atau berhasil secara individual dalam mengikuti program pembelajaran IPA materi Gaya dengan menggunakan model pembelajaran demontrasi dan eksperimen.
    Prosedur Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
    Perencanaan
Dalam tahan awal peneliti menjelaskan tentang apa,mengapa,kapan, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Penelitian yang idial dengan cara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan proses yang mengamati jalannya tindakan. dikatakan ideal karena upaya untuk mengurangi okjejtivitas pengamat serta mutu kecerdasan pengamat yang dilakukan.
Dalam tahap penyusunan perancangan ini peneeliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu penelitian merekan fakta yang terjadi selam tindakan berlangsung.  
    Pelaksananaan
Pelaksanaan merupakan implementasi penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingan dalam tahap inin adalah pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.
    Pengamatan
Dalam tahap ini berjalan bersamaan dengan pelaksanana pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya dalam waktu yang bersamaan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selam pelaksanaan tindakan berlangsung. Penngumpulan data dilakukan dengan cara observasi atau penelitian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampak dan proses dan hasil belajar siswa. 
    Refleksi
Kegiatan Refleksi yang lebih tepat dilakukan ketika soerang guru sudah selesei melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Tahapan ini digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyemprnakan tindakan berikutnya
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang.



DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, dkk. Pembelajaran Konstektual dan penerapannya dalam KBK, Malang: UM press, 2004
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2005
  UU RI No. 20 Th. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bandung: Fokus Media, 2006
  Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT Revika Aditama, 2010
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya, Bandung: Citra Umbara, 2006
  Paul Suparno, Filsafat Konsruktivisme dalam Pendidikan,Yogyakarta :Kanisius, 1997
  Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang: UNM Press,2001
Sumaji. et all. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta:Kanisius,1998
Saputro, Suprihatin, et all. Strategi Pembelajaran, Depdiknas, Universitas Negeri Malang FIP,2000
  Winarno Surakhmad,Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito,1986
  Huasin Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Proses Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2006
Sa’dun Akbar, Penelitian Tindakan Kelas, Filosofi, Metodologi, dan Implementasinya,   Malang: Surya Pena Gemilang, 2008
  Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
  Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
  Rochiati Wiriaatmadja, Metodologi Penelitian TIndakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja  Guru dan Dosen,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
  Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar