Social Icons

Minggu, 09 Desember 2012

profesi keguruan

A.  Latar Belakang
       Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalngan masih rendah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
       Salah satu komponen penting dalam pendidika adalah guru, guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar ada strategis. Profesionalisme guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring dengan tuntutan pendidikan yang bermutu. Pada intinya tuntutan profesionalisme guru harus disikapi dengan peningkatan kualifikasi dan kopetensi. Selain itu dalam makalah ini memuat tentang tahap-tahap bimbingan disekoalah terkait dengan peranan guru dalam pelaksanaannya yang didalam tahap-tahap tersebut dapat menjadi acuan pokok peningkatan mutu pendidikan.dalam  makalah ini berisi tentang prilaku guru yang dapat memenagruo keberhasialan bbelajar, serta struktur organisasi bimbingan dan konseling disekolah.
B.  Rumusan maslah
1.    Apakah pengertian dari program bimbingan ?
2.    Bagaimana penyusunan program bimbingan ?
3.    Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan program bimbingan ?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari program bimbingan.
2.    Untuk mengetahui penyusunan program bimbingan.
3.    Untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan program bimbingan.










BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Program Bimbingan
       Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, menyesuaikan diri denagan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), serta menganmbil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengaembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat [1]. Sedangkan program bimbingan adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu konseli agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memcahkan masalah-masalah yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), serta mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya.
       Dalam pengembangan kurikulum berbasis kopetensi phendaknya mempertimbangkan prinsip pengembangan ketrampilan hidup [2]. Untuk mencapai itu, siswa tidak cukup hanya diberi pelajran bidang study saja, namun diperlukan bimbingan dan konseling. Guru pembimbing yang kompeten dan memenuhi kualifikasi sebagai guru pembimbing yang professional sangat diperlukan agar tugas bimbingan dan konseling di sekolah dapat bberjalan efektif. Selain itu kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bilamana dimulai ddari adanya program yang  disusun dengan baik.
B.  Penyusunan Program Bimbingan
       Dalam penyusunan program bimbingan hatus melalui tingkay persiapan, pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh  kepala sekolah, pembentukan panitia penyelenggara program, dan pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan [3]. Dengan melalui empat langkah tersebut diharapkan program bimbingan dapat diwujudkan dengan baik. Dan program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan memiliki karakter istik yang berbeda pula. Sebelum menyusun program bimbingan ditingakat pendidikan ditingkat tertentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a.    Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu, seperti yang telah dirumuskan.
b.    Menyusun tuugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik pada tahap perkembangan tertentu.
c.    Menyusun pola dasar yang dipedomani dalam memberikan layanan.
d.   Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan.
e.    Menentukan bentuk bimbingan yang sebaliknya diutamakan.
f.     Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan, misalnya konselor, guru atau tenaga ahli lainnya.
1.    Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan.
a.    Pendidikan taman kanak-kanak
Taman kanak-kanak sebenarnya belumtermasuk jenjang pendidikan formal dan lebih dikenal dengan pendidikan prasekolah [4].
b.    Program bimbingan di sekolah dasr
Berkanaan dengan penyusunan program bimbingan di SD ada beberapa faktor yang harus dipertimbangakan :
1)   Kegiatan bimbingan di SD hendaknya lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas belajar.
2)   Di sekolah dasar masih menggunakan system guru kelas.
3)   Ada kecenderungan seorang anak bergantung pada teman sebayanya.
4)   Minat orang tua dominan mempengarui nilai kehidupan anak.
5)   Masalah-masalah yang timbul ditingkat SD yang tidak terlalu kompleks.
c.    Program bimbingan disekolah lanjutan tingkat pertama
Secara garis besar program bimbingan di SLTP hendaknya berorientasi pada :
1)   Bimbingan belajar, karena cara belajar di SLTP berneda dengan di SD.
2)   Bimbingan tentang hubungan muda-mudi, karena pada usia ini mereka mulai mengenal hubungan cinta kasih.
3)   Pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya, maka program bimbingan hendaknya juga menangani masalah-masalah yang terkait dengan hubungan sosial.
4)   Bimbingan yang berorientasi  pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun.
5)   Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tenyang dunia pendidikan atau pekerjaan.
d.   Program bimbingan di sekolah lanjutan tingkat atas
1)   Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial.
2)   Pemberian informasi pendidikan dan jabatan.
3)   Bimbingan cara belajar.

e.    Program bimbingan di perguruan tinggi
Program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya berorientasi pada :
1)   Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat akademis.
2)   Hubungan sosial dan hubungan muda-mudi.
2.    Tenaga bimbingan di sekolah beserta peranannya
a.    Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penanggung jawab seluruh program pendidikan di sekolah, termasuk didalam layanan bimbingan. Dalam hubungannya dengan program bimbingan, peranan kepala sekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
1)   Mengkordinasikan kegiatan layanan bimbingan.
2)   Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang deperlukan.
3)   Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan.
4)   Melakukan supervise terhadap pelaksanaan bimbingan.
5)   Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan.
b.    Guru kelas atau pembimbing
Guru kelas atau pembimbing sebagai pelaksana dalam program bimbingan memiliki peranan yaitu [5] :
1)   Merncanakan dalam menbuat program bimbingan.
2)   Melakukan kordinasi dengan kepala sekolah dan guru.
3)   Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam memberiakn layanan bimbingan kepada peserta didik.
4)   Melaksankan kegiatan layanan bimbingan.
5)   Membantu peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.
c.    Guru mata pelajaran
Sebagai personil guru mata pelajaran mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas bimbingan yaitu :
1)   Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
2)   Berkonsultasi denga guru kelas dalam hal masalah-masalah yang brkaitan denga bimbingan.
3)   Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan bimbingan kepada gur pembimbing [6].
4)   Bekerja sama dengan guru kelas dalam hal pengembangan program bersama.
d.   Pengawas
Pengawas sangat diperlukan untuk menjamin terlasananya layanan secara tepat. Pengawas dilakukan baik secara teknis maupun administrative. Fungsi pengawas adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan.
C.  Peran Guru Dalam Peaksanaan Bimbingan Di Sekolah
Tugas guru dalam layanan bimbingan di kelas. Prilaku guru dapat mempengarui keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru dengan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus menarapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu, Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatiakan oleh guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu [7] :
a.    Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri
b.    Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
c.    Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.
d.   Pemahaman siswa secara empatik.
e.    Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
f.     Penampilan diri secara asli (genuine) tidak berpura-pura, di depan siswa.
g.    Kekonkretan dalam menyatakan diri
h.    Penerimaan siswa secara apa adanya.
i.      Perlakuan terhadap siswa secara permissive.
j.      Sensitivitas terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.
k.    Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.
Sedangkan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar antara lain :
a.    Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasaaman, dan berkeyanikan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.
b.    Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya.
c.    Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
d.   Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
e.    Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minatnya
Selain guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru juga berperan sebagai konselor. Guru akan membimbing dalam memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusuawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekarja sama dengan bermacam-macam manusia, serta dapat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Program bimbingan adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu konseli agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) serta mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya.
2.    Dalam penyusunan program bimbingan harus melalui tingkat persiapan, pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah, pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Dengan melalui empat langkah tersebut diharapkan program bimbingan dapat diwujudkan dengan baik. Dan program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan berbeda beda karena masing-masing jenjang memiliki karakteristik yang berbeda pula.
3.    Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah khususnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar antara lain menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapinya mendapat penghargaan dan perhatian, mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat, dan pembawaanya, mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
B.  Saran
Dengan seiring dan berkembangnya zaman, diharapkan seorang guru harus lebih professional dalam penyusunan program bimbingan dan juga mengaplisakikan program bimbingan sesuai dengan prosedur.











________________________________________



Tidak ada komentar:

Posting Komentar